Keseruan di dapur bersama mama

Minggu pagi, aroma wangi bawang putih dan rempah-rempah sudah tercium dari dapur. Hari itu, aku dan Mama berencana memasak bersama untuk makan siang spesial. Aku yang biasanya hanya menjadi "tukang cicip" akhirnya mendapat tugas lebih serius: membantu Mama memasak.

"Yuk, kita bikin ayam goreng bumbu kuning dulu," kata Mama sambil meletakkan beberapa potong ayam di meja dapur.

Aku mengangguk semangat. "Apa yang harus aku lakukan, Ma?" tanyaku.

Mama menyerahkan ulekan dan beberapa bumbu seperti bawang putih, kunyit, jahe, dan kemiri. "Tumbuk bumbunya sampai halus, ya," katanya.

Aku mulai mengulek bumbu itu dengan tenaga penuh, tapi ternyata tidak semudah yang kulihat. "Ma, kok susah banget sih ini? Nggak halus-halus!" keluhku.

Mama hanya tertawa. "Sabarlah, nggak ada masakan enak yang dibuat dengan buru-buru," ujarnya sambil terus mengiris bawang merah.

Setelah beberapa menit berjuang, akhirnya bumbu itu halus juga. Aku menyerahkan hasilnya ke Mama dengan bangga. "Nah, sekarang kita masukkan bumbu ini ke dalam panci bersama ayam," kata Mama sambil menyalakan kompor.

Saat ayam sedang direbus dengan bumbu kuning, kami lanjut membuat sayur lodeh. Tugas selanjutnya adalah memotong sayuran. Aku mengambil pisau dan mulai mengiris wortel, terong, dan kacang panjang.

"Potongnya jangan terlalu besar, biar gampang dimakan," kata Mama.

"Tahu, Ma. Aku kan udah sering motong sayur," kataku dengan percaya diri.

Tapi ternyata potonganku malah nggak rapi. Wortel yang harusnya berbentuk bulat malah mirip segitiga, dan terongnya tebal sebelah. Mama hanya menggeleng sambil tersenyum. "Belajar itu proses, Nak. Yang penting kamu mau coba," katanya lembut.

Setelah semua bahan siap, Mama mengajarkanku cara menumis bumbu. Ketika bawang merah dan bawang putih mulai harum di wajan, aku merasa seperti koki profesional. "Wah, baunya enak banget, Ma!" seruku.

"Kan kamu yang masak," jawab Mama sambil tertawa.

Kami pun menuangkan santan dan semua sayuran ke dalam wajan. Warna-warna cerah dari sayur lodeh mulai terlihat, dan aku merasa puas melihat hasil kerjaku sendiri.

Setelah semua selesai dimasak, kami menata makanan di meja makan. Ayam goreng bumbu kuning dan sayur lodeh terlihat begitu menggoda. Tidak lupa, Mama membuat sambal dan menggoreng kerupuk sebagai pelengkap.

Saat makan siang, Ayah dan kakakku memuji masakan kami. "Wah, enak banget! Ini kerja sama kalian, ya?" tanya Ayah sambil mengacungkan jempol.

"Tentu saja!" jawabku dengan bangga.

Hari itu, aku menyadari bahwa memasak bukan hanya soal makanan, tapi juga tentang kebersamaan. Meski dapur sempat berantakan dan hasil masakanku belum sempurna, aku merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama Mama.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Liburan ke Rumah Nenek

Liburan ke Pangandaran

Tidak ada seblak favorit, Tetap asyik!